Skip to content

PULAU TSUNAMI DAN PULAU KELUANG, EKSOTISME WISATA BAHARI ACEH

Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) punya banyak pulau eksotis. Dua di antaranya adalah Pulau Tsunami dan Pulau Kluang.

Kedua pulau berdampingan dan terletak di Kecamatan Jaya, Kabupaten Aceh Jaya. Pulau Keluang relatif telah dikenal penduduk lokal. Pulau Tsunami, sesuai namanya, terbentuk setelah bencana tsunami yang melanda sekujur Aceh tahun 2004.

Tidak sulit mencapai kedua pulau ini. Dari Banda Aceh, Anda harus menempuh 78 kilometer ke Lamno, dengan kondisi jalan luar biasa bagus. Jalan dibangun donatur asing, saat pembangunan Aceh pasca tsunami berlangsung.

Setiba di Gunung Geurutee, sempatkan naik ke Peunioh di Desa Glee Jong — kawasan tertinggi gunung batu itu. Dari ini Pulau Keluang dan Pulau Tsunami terlihat berdampingan dan sangat dekat.

Kedua pulau seolah berada di teluk, dengan Gunung Geurutee mengelilingi. Penduduk Banda Aceh, atau pengunjung dari berbagai kota di Indonesia yang beberapa hari berada di Serambi Mekkah, akan selalu menyempatkan diri ke gunung batu ini.

Pulau Kluang lebih kecil, sekitar 15 hektar, tapi dengan daratan lebih tinggi. Pulau Tsunami memiliki luas sekitar 20 hektar dan tidak berpenghuni. Keduanya terpisah kira-kira satu kilometer.

Jarak kedua pulau dari pantai Kabupaten Aceh Jaya hanya 2,3 kilometer, atau 20 menit perjalanan dengan perahu motor nelayan dari Babah Ie — titik terdekat ke kedua pulau itu.

Boat hanya bisa membawa empat penumpang, karena perairan Babah Ie yang dangkap. Tony, pengoperasi boat, ingin jalur keluar masuk boat ke Babah Ie dikeruk agar boat tidak terancam kandas.

Pulau Keluang telah lama ada, tapi Pulau Tsunami — masyarakat menyebutnya Pulau Sudhen — muncul sejak peristiwa tsunami melana Aceh.

Muhammad Ali (29), warga Gampong Ujong Seudeun, Kecamatan Aceh Jaya, mengatakan semula Pulau Tsunami adalah bagian Gampong Ujong Seudeun. Gelombang pasang tsunami memotong bagian ujung daratan dengan daratan Aceh.

Ratusan orang meninggal dan hilang saat tsunami melanda. Mereka yang selamat dan tinggal di sekeping daratan yang terpisah, kini bernama Pulau Tsunami, kehilangan rumah.

“Mereka meminta direlokasi ke daratan. Akibatnya, Pulau Seudeun tidak berpenghuni,” kata Ali.

Pulau Kluang lebih indah, dengan pasir putih di salah satu sisinya, tebing batu kokoh, perairan jernih, dan gua kelelawar yang menantang untuk dijelajahi. Gua harus dimasuki lewat laut. Perahu bisa masuk sampai ke bagian dalam gua.

Usai menjelajah gua, pengunjung bisa menikmati kelebatan hutan tropis, atau menghabiskan waktu dengan mandi di air laut yang jernih. Jangan takut tersapu ombak, karena perairan sekujur pulau cukup tenang.

Di Pulau Tsunami kita bisa merenung sejenak tentang betapa dasyat bencana alam saat itu, hingga daratan yang menjorok ke laut terpenggal dan garis pantai Aceh berubah. Di pulau ini, betapa terasa umat manusia sedemikian kecil di hadapan Tuhan.

Sumber : https://sportourism.id/tourism/pulau-tsunami-dan-pulau-keluang-eksotisme-wisata-bahari-aceh