Skip to content

Kerkhof, Makam 2.200 Tentara Belanda yang Tewas di Aceh

photo by :www.bandaacehtourism.com
photo by :www.bandaacehtourism.com

Kerkhof, tempat pemakaman 2.200 Serdadu Belanda yang menjadi bukti begitu gigihnya rakyat aceh dalam memperjuangkan daerahnya yang kini menjadi saksi bisu peperangan.

Perkuburan ini juga disebut dengan Kerkhof Peutjut. Kerkhof yang artinya halaman gereja atau kuburan, sedangkan Peutjut adalah Pocut nama panggilan Meurah Pupok, putra mahkota Sultan Iskandar Muda (1607-1636) yang dimakamkan sebelum dijadikan kuburan belanda. Pada kesempatan kali ini penulis tidak menceritakan tentang putra mahkota Sultan Iskandar Muda, tetapi akan mengulas sedikit sejarah tentang Kerkhof yang kini menjadi Landmark atau objek wisata di Banda Aceh.

baiturrahmanmosquebandaacehPeperangan Aceh melawan kolonialisme Belanda berlangsung pada 1873-1904, dalam sejarah Belanda, ini merupakan perang paling pahit melebihi pengalaman mereka dalam perang Napoleon. Belanda menyerang kesultanan Aceh pada 8 April 1873 melalui laut dengan menembakkan meriam dari kapal perang Citadel Van Antwerpen. Pada saat itu belanda mengutus 3.198 tentara untuk menyerang Aceh itu sudah termasuk dari etnis Jawa, Ambon, Batak, dan etinis Indonesia lainnya yang bergabung dalam Angkatan Bersenjata Hindia-Belanda. Jendral perang Johan Harmen Rodolf Kohler terbunuh ketika masyarakat Aceh mengambil alih Masjid Agung Baiturrahman yang pada saat itu Belanda menguasai selama satu periode (1873-1874), dan kini jasad sang Jendral pun dimakamkan di Kerkhof. Jika kalian mengunjungi Masjid Agung Baiturrahman terdapat batu porselin yang bertuliskan “Tanggal 14 April 1873 ditempat ini Mayor Jendral J.H.R Kohler tewas dalam memimpin peperangan terhadap Masjid Raya Baiturrahman” yang menjadi saksi bisu dalam peperangan. Perjuangan dalam merebut Masid Agung Baiturrahman merupakan bagian yang meletihkan, perang yang berkecamuk dari (1873-1910) akhirnya dimenangkan oleh pejuang Aceh dengan metode perang gerilya nya yang membuat Belanda menyerah dan meningglakan Tanah Rencong. Cut Nyak Dhien yang memimpin perjuangan dalam menghadapi kolonialisme Belanda terus berjuang hingga akhirnya ditangkap, diasingkan dan wafat di Sumedang, Jawa Barat.

DSC_7837Kuburan Kerkhof merupakan pemakaman terbesar kedua tentara belanda setelah yang pertama di Belanda. Komplek makam ini memiliki luas sekitar 3,5 hektar dan kini menjadi objek wisata bagi para turis asing khususnya turis asal Belanda. Banyak hal yang menarik yang dapat ditemui di dalam kompleks ini. Seperti kisah para prajurit semasa hidupnya hingga pada saat dikubur. Semua diceritakan secara sekilas sehingga seolah-olah batu nisan tersebut bercerita kepada anda. Dan dalam pemakaman ini terdapat makam asing, yaitu makam Putra Mahkota Meurah Pupok Ia dihukum dikala melanggar hukum kerajaan hingga sultan pernah mengatakan “gadoh aneuk meupat jeurat, gadoh adat pat tamita” (jika anak meninggal masih ada kuburan yang bisa dilihat, jika adat yang hilang hendak kemana kita mencari). Tampak terlihat bagaimana para kesultanan dahulu menjaga adat dan hukum kerajaan dengan begitu tegasnya yang tak memandang strata dan kalangan, seperti sekarang ini dimana hukum seperti pisau “tajam keatas, tumpul kebawah”.

Nah, untuk berkunjung ke situs ini tidak sulit karena tempatnya terletak di pusat kota tepatnya Jl. Teuku Umar, Kampung Sukaramai, Blower (disamping Museum Tsunami dan didepan Lapangan Blang Padang).

Sekian ulasan mengenai Kerkhof, semoga bermanfaat.

Tour Banda Aceh Tsunami Trip 3D2N

Tour Banda Aceh Tsunami Tour 4D3N