Pacu Kude’ Tradisional Gayo Menjalin Silahturahmi Antar Pecinta Kuda Dan Masyarakat
Takengon-Kabupaten Aceh Tengah, Aceh memiliki beragam budaya dan adat istiadat di dataran tinggi Gayo. Salah satu budaya yang diminati warga Takengon adalah lomba pacu kuda atau dengan bahasa setempat menyebutnya ‘Pacu Kude’.
Pacuan kuda ala Gayo ini memiliki keunikan tersendiri, mulai dari nama kuda hingga penunggangnya pun anak kecil dibawah umur 13 tahun, yang membuat menariknya lagi penungang atau joki cilik ini pun tanpa mengenakan plena, melainkan hanya memegang sebuah rotan di tangan.
Tradisi pacuan kuda Gayo di Takengon ini pun di selenggarakan di hari hari besar saja. Seperti memperingati hari 17 Agustus dan memperingati hari jadi kota Takengon.
Konon sejak dahulu penjajahan Belanda di Gayo, pacuan kuda ini adalah sebuah pesta rakyat Gayo, dan pacuan kuda ini pun sempat untuk memeriahkan ulang tahun Putri belanda yang bernama Putri Wilhelmina pada masa itu.
Kini, balap kuda itu pun di jadikan ajang silaturahmi antar pecinta kuda masyarakat di tiga Kabupaten Kota yakni, Aceh Tengah, Bener Meriah dan Gayo Lues.
Selain itu pacuan kuda tradisional Gayo ini pun sudah menjadi wisata halal di Aceh pada umumnya. Karena Aceh kini lagi gencar-gencarnya mempromosikan wisata halal melalui budaya dan adat istiadat yang ada di Aceh
Sumber : https://planet.merdeka.com/sejarah/unik-pacuan-kuda-tradisional-gayo.html
No comment yet, add your voice below!