Skip to content

PART 2 : Wisata Banda Aceh Nan Indah (Tour Bersama Puan Mastura & Friend)

Debur Ombak terdengar sampai ke kamar tidur kami, suasana pagi yang sejuk dan alami membuat mata terus terbuai dalam tidur. Sabang memang selalu membuat pikiran dan badan itu tenang dan nyaman sekali. Rasanya ingin berlama lama tidur sambil mendengar deru ombak yang saling kejar kejaran. Namun apa daya, masih banyak jadwal yang harus diselesaikan.

Pantai kasih Guest House
Sesaat Setelah Check Out, Dibelakang lautan biru jelas terlihat dan abang supir kami yang sedang membersihkan mobil

 

Tepat Jam 7, setelah selesai sarapan dan check out kami berpamitan kepada Owner Guest House Pantai Kasih, Bang Ayi, Untuk kembali ke Banda Aceh. Jadwal Kembali ke Banda Aceh dengan Kapal Cepat yang berlayar dari Balohan pukul 08.00 WIB. Suasana kapal hari ini terasa lebih nyaman daripada kemaren yang penuh sesak sampai saya dan puan puan tidak mendapat kursi sehingga kami harus duduk di dek atas kapal cepat tersebut. Perjalanan kembali ke Banda Aceh terasa begitu singkat. Tiba di Banda Aceh kami langsung dijemput oleh Team Glory Travel yang sudah standby di Pelabuhan. Selepas itu langsung melakukan check in di Hotel. Berhubung hari jumat maka saya dan puan Mastura memutuskan bahwa perjalanan akan kita lanjutkan selepas Shalat Jumat.

Selepas Shalat Jumat, kami berburu kuliner “Kuah Pliek”, salah satu sajian yang selalu dibuat dihari Jumat. “Pliek” dibuat dari hasil pembusukan kelapa yang sudah dijemur dan dikeluarkan minyaknya. Pada saat dimasak dimasukkan beragam sayur mayur dan juga santan murni beserta aneka ragam rempah rempah yang membuat makanan ini luar biasa enaknya. Kami memakan dengan lahapnya, Puan Mastura pun tidak lupa melahap “Ulee Engkot Asam Keueng (Kuah Asam dengan Kepala Ikan)”. Kata Puan Mastura “ Sedap Sekali ikan ini, segar dan menggugah selera”.

Selesai makan siang kami berkunjung ke beberapa tempat wisata yaitu Kapal Diatas Rumah, yaitu kapal nelayan yang terhempas tsunami sekitar 5 Km dari tepi pantai. Kapal nelayan ini menyelamatkan 59 nyawa yang berhasil menggapai kedalam kapal. Kalau Anda ingin cerita lengkapnya, tanyakan saja dengan pak Saifun, beliau korban tsunami yang selamat dari musibah tsunami yang tinggal di sekitar tempat kapal itu.

Selesai melihat keajaiban Allah di Lampulo, kami menuju ke PLTD Apung, Kapal yang berat 2.600 Ton terhempas dari tepi Pantai kedalam Kota. Puan Masturan dan Puan Rugaiyyah tidak pernah terbayang kapal sebesar itu akan terhempas ke tengah kota. Tentu itu pengalaman yang luar biasa. Setelah itu puan mastura berkunjung ke Museum Tsunami dan Museum Aceh.  Menikmati keindahan budaya dan adat Aceh yang begitu banyaknya. Setelah puas berkeliling dan menikmati beberapa tempat wisata maka kami pun mengakhiri hari di Mesjid Raya Baiturrahman. Puan Mastura ingin sekali untuk menikmati sisi relijius Aceh di Mesjid kebanggaan masyarakat Aceh. Magrib penuh Syahdu, alam semula jadi membisik bahwa semua yang ada di bumi, di lautan, di udara dan di seluruh alam semesta adalah milik Tuhan sang pencipta.

Malam pun semakin beranjak, Perut pun sudah mulai melakukan protes karena hari ini banyak jalan jalan. Walaupun tadi setelah ashar di Mesjid Ulee Lhee sempat minum juice alpokat tapi wangi “Mie Razali” semakin menggugah selera. Maka malam itu kami tutup dengan menyantap mie kepiting khas Aceh. Puan Mastura dan Puan Rugaiyyah menyantap menu Mie Kepiting dan saya berhubung punya riwayat Alergi dengan mie kepiting jadi saya menyantap mie daging. Malam pun berlalu dengan gemerlap bintang.

Keesokan hari dengan cuaca yang sangat bersahabat kami menelusuri Perumahan Tiongkok atau yang lebih dikenal dengan sebutan “Perumahan Jackie Chan”, disebut demikian karena Jackie Chan termasuk donatur terbesar untuk pembangunan perumahan tersebut yang hampir 1.000 rumah dan dia juga hadir pada saat peresmian perumahan tersebut. Setelah puas kami pergi ke Rumah Cut Nyak Dhien yang terletak di lampisang. Selanjutnya menyusuri mesjid Rahmatullah, mesjid yang selamat dari amukan tsunami dan setelah itu menikmati Suasana Pantai Lampuuk yang Biru nan mempesona. Setelah itu baru kami akhiri dengan berkunjung ke Kubah Terapung yang berada di Kawasan Peukan Bada. Di sisa waktu yang ada kami berkeliling ke beberapa destinasi dan terakhir shopping di pasar Aceh.

Di Pantai Lampuuk
Di Pantai Lampuuk

Perjalanan yang padat namun memberikan kesan mendalam kepada Para Tamu yang datang. Mereka senang karena dapat melihat langsung bukti bukti kekuasaan Allah yang dinampakkan dalam peristiwa tsunami. Dan mereka juga sangat puas dengan pelayanan yang diberikan oleh team Glory Travel.

Testimoni tentang Pelayanan Glory Travel
Testimoni tentang Pelayanan Glory Travel

 

Akhirnya pada minggu pagi 22 Februari 2015 Puan Mastura dan Puan Rugaiyyah terbang meninggalkan Aceh dengan Pesawat Lion Air. Tertinggal segala Kisah serta kenangan tentang Aceh dan Sabang, kisah sabang dengan wisata bawah air yang indah dan kisah banda aceh sebagai saksi sejarah masa lampau dan juga saksi dari dahsyatnya amukan tsunami pada tahun 2004 (Tamat)

 

Ridha Sahputra (Tour Manager Glory Travel Aceh / 0811680469)