Siapa yang tidak suka jalan-jalan. Apalagi jika sedang mengalami permasalahan, baik di kantor, rumah, atau hubungan percintaan anda. Rasanya banyak yang ingin menghabiskan waktunya di tempat-tempat yang menyenangkan. konon obat yang paling ampuh untuk menghilangkan stres dan depresi adalah liburan, yaitu dengan jalan-jalan kesuatu tempat.
Liburan itu tidak mesti mahal. Banyak tempat-tempat menarik yang bisa anda kunjungi dan terhitung murah, bahkan murah sekali. Karena bahagia itu tidak berarti harus membayar mahal bukan?,
Jika anda suka jalan-jalan yang tidak memerlukan terlalu banyak budget, anda bisa pergi ke pantai dengan pasir-pasir yang indah, gunung dengan petualangan yang hebat, atau bahkan menelusuri sejarah kota anda. Murah, meriah, dan mudah. Anda juga bisa bertualang ke tempat-tempat yang jarang orang mengunjunginya, jika beruntung anda akan mendapatkan tempat rahasia yang menakjubkan. Dan menjadikan tempat itu sebagai ‘Private place’.
Apakah anda pernah ke Banda Aceh?, Ibu Kota Provinsi yang terletak paling barat Indonesia. Nanggroe Aceh Darussalam. Di provinsi ini juga terdapat tugu 0 KM. Tempat dimana garis batas wilayah Indonesia berada.
Jika mendengar Aceh, hampir semua bisa membayangkan kota dengan keistimewaan syari’at Islamnya. Sebagaimana dikatakan aceh adalah tempat dimana “wisata Islami” yang menjadi kebanggaan masyarakat. Tempat wisata di Banda Aceh cukup banyak. Mulai dari wisata sejarah seperti; musium, Kerkrof (Kuburan belanda), Taman Putro Phang (tempat pemandian putri raja Aceh, Sultan Iskandar Muda). Wisata alam, seperti pantai lampuuk, pantai Lhoknga, Mata Ie, dan wisata Islami seperti Masjid Raya, serta berbagai kebudayaan masyarakat setempat yang pantas untuk dilirik.
Kota ini juga dikenal dengan bencana dahsyatnya, yaitu Tsunami. Yang telah menelan korban ribuan orang, dan meruntuhkan banyak bangunan-bangunan pada 2004 yang lalu.
Musium Tsunami adalah tempat yang cocok untuk berwisata sejarah tsunami aceh.
Semua tempat wisata yang saya sebutkan di atas, rasanya sudah tidak asing lagi anda dengar. Bahkan mungkin untuk anda yang tinggal di seputar Banda Aceh, atau sering mengunjungi Aceh sudah sering melihatnya bahkan beberapa kali mengunjunginya. Kali ini saya ingin berbagi cerita tentang perjalanan saya yang mungkin masih banyak orang Banda Aceh sendiri yang belum berkunjung ke tempat ini.
Bukit Soeharto !, mungkin anda pernah mendengarnya, bahkan sudah pernah berkunjung. Daerah ini terletak ± 30 KM dari kota Banda Aceh dan termasuk wilayah Krueng Raya, Aceh Besar. Terdapat banyak tempat yang pantas anda kunjungi juga disini, yaitu Makam Malahayati, Pantai Pasir Putih, Pabrik Semen Andalas, dan Bukit Soeharto itu sendiri.
Bukit ini dikelilingi rerumputan dengan pepohonon yang terhitung jarang-jarang. Didominasi pohon jambu kleng, buah kecil seperti anggur yang banyak dijual di sepanjang jalan darussalam. Rasanya sedikit kesat, dicampur dengan bumbu cabe dan plik aceh. khas sekali.
Pundukan-pundukan bukit terlihat disepanjang jalan. Rasanya membuat saya tidak sabar untuk mengabadikannya. Biasanya bukit-bukit ini diselimuti dengan rumput-rumput hijau dan hewan-hewan peliharaan seperti kambing dan sapi.
Kali ini Bukit Soeharto terlihat berbeda. Rumput-rumput berubah menjadi warna coklat, kering. Cuaca memang cukup panas akhir-akhir ini. Namun pemandangan ini membuat saya dan teman takjub.
Walaupun panas terik, tapi sudah cukup terbayar dengan pemandangnya. Suasana yang beda menambah keunikan bukit itu. Jika tidak berlebihan, rasanya saya merasakan sedang berada di gundukan-gundukan coklat raksasa. Dengan sapi-sapi yang terlihat seperti rerumputan di kejauhan. Sama-sama berwarna coklat. Belum lagi ditambah pemandangan laut yang indah, seperti kami berada di serpihan surga yang sudah lama hilang.
Tidak jauh kami memasuki bukit soeharto, kami melihat di kejauhan ada pantai dengan biru jernih airnya, dan tebing-tebing yang terlihat serasi. Menambah keindahan. Rasanya belum pernah kami ke sana dan melihatnya. Kami pun tertarik untuk sedikit menjelajah tempat yang tersembunyi tersebut. Sepertinya menarik untuk diabadikan.
Terlihat jalan setapak membelah rerumputan yang kering coklat itu, kami pun langsung memasuki lokasi tersebut. Dengan berbekal ke-sok-tahuan kami, sepertinya menembus bukit-bukit ini bukan hal yang sulit. Namun sayang ternyata itu tidak semudah yang kami kira. Jalan yang kecil, ditambah batu-batu karang yang tajam ternyata membuat perjalanan menjadi lebih menyeramkan. Belum lagi jalan itu ternyata buntu. Sungguh sial. Tapi, untungnya kami berpuasa. Jadi harus sabar. Hehe
Di ujung jalan yang di pagar oleh sang pemilik glee (kebun). Kami terus berpikir bagaimana caranya bisa menembus bukit-bukit ini menuju tempat tujuan. Dan akhirnya kami menemukan petunjuk yang saya pikir masuk akal. Jalan-jalan setapak lainnya, terlihat di kejauhan menuju tempat yang kami maksud.
Tidak lama kami berbalik arah, sekitar 10 meter kami mendapati seorang warga yang sedang berteduh di pepohohan rindang bersama anaknya. Sepertinya dia sedang istirahat setelah memetik buah jambu kling yang mungkin akan mereka jual. Setelah puas mencari petunjuk, langsung saja kami menuju tempat yang disarankan oleh sang bapak.
“tamong aju, jalan nyan jeut chit. Jalan jak ke u glee” (masuk aja, jalan ini bisa juga. Jalan ke kebun). Katanya sambil menunjuk ke arah jalan.
Seru memang, naik bukit, turun bukit. Jalanan terjal, batu tajam. Lengkap sudah. Ditambah dengan haus yang semakin terasa.
Sekitar 4 KM menempuh perjalanan yang terhitung sulit. Akhirnya kami dibuat tercengang setelah melihat jalan kembali buntu. Pagar menghentikan perjalanan. Tapi ini sudah terlanjur jauh. Kami pun tidak berpikir panjang untuk membuka pintu jalan dengan ucapan “Assalamualaikum” dan “Bismillahirahmanirahim”. Berharap pemilik tidak memarahi kami yang sudah tanpa ijin masuk dipekaranganya.
Jalanan semakin kecil dan terjal. Membuat teman saya harus jalan kaki beberapa meter. Kami berharap, setelah bukit ini langsung bisa terlihat tempat yang membawa kami se-nekat ini.
Benar saja, akhirnya dari kejauhan terlihat pantai dengan air biru yang kami maksud. Tebing yang kami lihat sebelumnya terlihat lebih indah dari jarak yang semakin dekat.
Dari bukit kami berdiri saat ini juga terlihat pondok kecil. Terkadang kami berpikir sedang berada di Indonesia bagiat timur, seperti NTT, atau Irian. Tapi tidaklah, inikan Aceh. pastinya juga memiliki keindahan alam yang tidak kalah dengan wilayah lain.
Beberapa sepeda motor yang parkir di dekat pondok sempat membuat kami risau. Ternyata mereka juga pengunjung yang sedang memancing di tempat itu. Syukurlah, jika itu pemiliknya pasti kami sempat diintrogasi.
Perjalanan yang panjang disertai panas, membuat kami sesekali berpikir dan bercanda untuk mengakhiri puasa.
Akhirnya terbalas sudah. Ternyata ini serpihan surga itu. Sambil menikmati pemandangan dan mengabadikan beberapa foto, saya pikir tempat ini layak untuk menjadi destinasi tujuan anda jika berkunjung ke Banda Aceh dan Aceh Besar.
Sumber : http://kukuh-pamuji.blogspot.co.id/2012/08/serpihan-surga-di-bukit-soeharto.html
No comment yet, add your voice below!